PERANAN BAHASA INDONESIA dalam KONSEP ILMIAH

PERANAN BAHASA INDONESIA dalam

KONSEP ILMIAH

1.1        Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. Hal ini dilandaskan dalam Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan.

Bahasa Indonesia sendiri mempunyai kedudukan yang sangat penting, antara lain, bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara Indonesia ialah bahasa Indonesia. Dengan demikian ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928, dan kedua bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Berdasarkan pemakaiannya, bahasa memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan takbaku; ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis takbaku. Bahasa Indonesia baku dipakai dalam (1) Karang-mengarang, (2) pembicaraan pada situasi formal, (3) pembicaraan di depan umum, dan (4) pembicaraan di depan orang yang dihormati; bahasa Indonesia tidak baku dipakai dalam situasi santai. Kedua ragam bahasa itu dapat hidup berdampingan.

1.2 Bahasa Indonesia dalam karya ilmiah

1.2.1     definisi karya ilimiah

Karya ilmiah menurut Brotowijoyo dalam Arifin (1985: 8—9) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.

Bahasa Indonesia dalam karangan ilmiah mempunyai fungsi yang sangat penting, karena bahasa merupakan media pengungkap gagasan penulis. Bahasa yang digunakan dalam tulisan ilmiah adalah bahasa Indonesia ilmiah. Bahasa Indonesia ilmiah merupakan perpaduan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah.

1.2.2     Jenis-jenis karya ilmiah dapat dibedakan atas berikut :

a. Makalah

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan permasalahan dan pembahasannya berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif.

b. Kertas kerja

Kertas kerja adalah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris dan objektif. Makalah sering ditulis untuk disajikan dalam kegiatan penelitian dan tidak untuk didiskusikan, sedangkan kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam seminar atau lokakarya.

c. Laporan Praktik Kerja

Laporan praktik kerja adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di lapangan atau instansi perusahaan tempat kita bekerja. Jenis karya ilmiah ini merupakan karya ilmiah untuk jenjang diploma III (DIII).

d. Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana skripsi langsung (observasi lapangan) dan tidak langsung (studi kepustakaan).

e. Tesis

Tesis adalah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam dari skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister.

f. Disertasi

Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor.

Perbedaan antara makalah, kertas kerja dengan skripsi, tesis, dan disertasi dapat dilihat dari hal-hal berikut:

(1) kegunaannya,

(2) tebal halaman,

(3) waktu pengerjaan, dan

(4) gelar akademik.

1.3        Karakteristik karya ilmiah

1. Mengacu kepada teori

Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah.

Fungsi teori :

a. Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan

b. Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )

c. Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejala

d. Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.

2. Berdasarkan fakta

Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya dan konkret.

3. Logis

Artinya setiap keterangna dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.

4. Objektif

Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan.

5. Sistematis

Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib.

6. Sahih / Valid

Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan ilmiah yang berlaku.

7. Jelas

Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak pembaca.

8. Seksama

Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun kecilnya.

9. Tuntas

Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.

10. Bahasanya Baku

Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.

11. Penulisan sesuai dengan aturan standar (nasional / internasional)

Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan.

1.4        Persyaratan menulis ilmiah

1. Menguasi teori ;

2. Memiliki pengalaman

3. Bersifat terbuka

4. Bersifat objektif

5. Memiliki kemampuan berbahasa

1.5        Langkah-langkah penulisan karya ilmiah

1. Persiapan

a) Pemilihan Topik

Cara memilih topik yang baik dalam karya ilmiah adalah sebagai

berikut:

a) topik itu sudah dikuasai;

b) topik itu paling menarik perhatian;

c) topik itu ruang lingkupnya terbatas;

d) data itu objektif;

e) memiliki prinsip-prinsip ilmiah (ada landasan teori atau teori-teori

sebelumnya;

f) memiliki sumber acuan.

b) Penentuan Judul

Cara menulis judul adalah dengan menentukan kerangka karangan dengan pembatasan topik.

Contoh:

topik : perkantoran

masalah apa : kepegawaian

mengapa : pengawasan

di mana : Pemda Jawa Barat

waktu : tiga bulan

kajian : praktik/penerapan

Contoh: Lihat bagan!

Fungsi Pengawasan dalam Upaya Peningkatan Kinerja Pegawai di Lingkungan Pemerintahan Daerah Tingkat I Jawa Barat

Catatan : Syarat judul yang baik adalah sebagai berikut:

1. harus bebentuk frasa,

2. tanpa ada singkatan atau akronim,

3. awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,

4. tanpa tanda baca di akhir judul karangan,

5. menarik perhatian,

6. logis, dan

7. sesuai dengan isi.

Jika ada kata kerja atau predikat dalam judul karangan, kata kerja tersebut harus diubah menjadi kata benda.

Mengawasi       menjadi                        pengawasan

Berfungsi          menjadi                        fungsi atau jadi peranan

Bermanfaat        menjadi                        pemanfaatan

Pupuk Cair Organik Berfungsi untuk Meningkatkan Produksi Padi

(Oriza Sativa) di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung.

Seharusnya:

Fungsi Pupuk Cair Organik dalam Upaya Peningkatan Produksi Padi (Oriza Sativa) di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung

atau

Peranan Pupuk Cair Organik dalam Upaya Peningkatan Produksi Padi (Oriza Sativa) di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung

Predikat (kata kerja) dalam judul tersebut tidak ada lagi.

c) Penulisan Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah pengelompokan dan pengamatan jenis fakta dan sifatnya menjadi kesatuan yang bertautan.

Contoh:

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Pembatasan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Kerangka Teori

1.5 Sumber Data

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 …

2.2 …

BAB III METODE PENELITIAN DAN KAJIAN

3.1 …

3.2 …

BAB IV ANALISIS DATA

4.1 …

4.2 …

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 …

5.2 …

RAGANGAN SKRIPSI SEMENTARA

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR KAMUS

LAMPIRAN DATA

2. Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. mencari informasi/data dari kepustakaan;

b. menyusun daftar angket;

c. melakukan wawancara;

d. melakukan pengamatan di lapangan;

e. melakukan percobaan di laboratorium.

3. Penyusunan Data

Penyusunan data dapat diartikan menyeleksi, mengolah, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik-teknik atau metode yang telah ditentukan.

4. Pengetikan

Setelah data disusun lalu diadakan pengetikan data (penelitian).

5. Pemeriksaan

Pemeriksaan data (penelitian) dapat dilakukan melalui tahapan

penerapan bahasa berikut:

1. penyusunan paragraf,

2. penerapan kalimat baku,

3. penerapan diksi/pilihan kata, dan

4. penerapan EYD.

Sumber :

Agus Nero Sofyan Dkk, BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN, Bagian Perkuliahan Dasar Umum Universitas Widyatama, Bandung, Agustus 2007.